Minggu, 19 Februari 2012

Transaksi mata uang asing



AKUNTANSI UNTUK TRANSAKSI MATA UANG ASING

Transaksi mata uang asing adalah dimana nilai tukarnya dinyatakan dalam mata uang fungsional dari suatu entitas. Di Indonesia, akuntansi untuk transaksi dalam mata uang asing diatur dalam Standar Akuntansi Keuangan tahun 2007 yaitu PSAK No.10 tentang transaksi dalam mata uang asing dan PSAK No.11 tentang penjabaran laporan keuangan dalam mata uang asing yang meliputi penentuan kurs.
Kurs adalah rasio pertukaran dua mata uang. Beberapa kurs yang digunakan :
1.      Kurs Spot (spot rate)
Kurs tunai yang berlaku pada tanggal transaksi.
2.      Kurs Sekarang (current rate)
Kurs dimana 1 unit mata uang dapat dipertukarkan dengan mata uang lain pada tanggal neraca atau tanggal transaksi.
3.      Kurs Historis (historical rate)
Kurs yang berlaku pada tanggal tertentu terjadinya transaksi.
4.      Forward Rate
Kurs tertentu yang disepakati dan digunakan dalam transaksi kontrak berjangka.
                                                                             
Ketentuan PSAK No.10 tentang Transaksi Mata Uang Asing
Transaksi dalam mata uang asing adalah transaksi yang didenominasi atau membutuhkan penyelesaian dalam suatu mata uang asing, termasuk transaksi yang timbul ketika suatu perusahaan:
a)      Membeli atau menjual barang atau jasa yang harganya didenominasi dalam suatu mata uang asing;
b)      Meminjam (utang) atau meminjamkan (piutang) dana yang didenominasi dalam suatu mata uang asing;
c)      Menjadi pihak untuk suatu perjanjian dalam valuta asing yang belum terlaksana; atau
d)      Memperoleh atau melepaskan asset, dan menimbulkan atau melunasi kewajiban yang didenominasi dalam suatu mata uang asing.
                                                           
Perlakuan akuntansi untuk transaksi dalam mata uang asing selain kontrak berjangka adalah:
1.      Pengakuan awal
Transaksi dalam mata uang asing dibukukan dengan menggunakan kurs pada saat terjadinya transaksi. Kurs tunai yang berlaku pada tanggal transaksi sering disebut kurs spot (spot rate). Untuk alasan praktis, suatu kurs yang mendekati kurs tanggal transaksi sering digunakan, contohnya, suatu kurs rata-rata selama seminggu atau sebulan mungkin digunakan untuk seluruh transaksi dalam setiap mata uang asing yang terjadi selama periode itu. Namun, jika kurs berfluktuasi secara signifikan, penggunakan kurs rata-rata
untuk satu periode tidak dapat diandalkan.
2.      Pelaporan pada Tanggal Neraca Berikutnya
Pada setiap tanggal neraca:
a) Pos aktiva dan kewajiban moneter dalam mata uang asing dilaporkan ke dalam mata uang rupiah dengan menggunakan kurs tanggal neraca. Apabila terdapat kesulitan dalam menentukan kurs tanggal neraca, maka dapat digunakan kurs tengah Bank  Indonesia sebagai indikator yang obyektif;
b) Pos non-moneter tidak boleh dilaporkan dengan menggunakan kurs tanggal neraca                                         tetapi tetap harus dilaporkan dengan menggunakan kurs tanggal transaksi; dan
c) Pos non-moneter yang dinilai dengan nilai wajar dalam mata uang asing harus dilaporkan dengan menggunakan kurs yang berlaku pada saat nilai tersebut ditentukan.
Nilai terbawa dari suatu pos ditentukan sesuai dengan standar akuntansi yang relevan. Misalnya, instrumen keuangan dan properti tertentu (investasi yang dilakukan Dana Pensiun), mungkin dinilai pada nilai wajar atau pada biaya historis. Apakah nilai tercatat ditentukan berdasarkan biaya historis atau nilai wajar, nilai yang ditentukan untuk pos valuta asing dilaporkan pada mata uang pelaporan sesuai dengan Pernyataan ini.
3.      Pengakuan Selisih Kurs
Selisih kurs timbul apabila terdapat perubahan kurs antara tanggal transaksi dan tanggal penyelesaian (settlement date) pos moneter yang timbul dari transaksi dalam mata uang asing. Bila timbulnya dan penyelesaian suatu transaksi berada dalam suatu periode akuntansi yang sama, maka seluruh selisih kurs diakui dalam periode tersebut. Namun jika timbulnya dan diselesaikannya suatu transaksi berada dalam beberapa periode akuntansi, maka selisih kurs harus diakui untuk setiap periode akuntansi dengan memperhitungkan perubahan kurs untuk masing-masing periode.

Transaksi Valuta Berjangka
a)      Salah satu transaksi valuta berjangka SWAP adalah transaksi pertukaran dua
valuta asing melalui pembelian tunai dengan penjualan kembali secara berjangka atau
penjualan tunai dengan pembelian kembali secara berjangka. Pada hakikatnya transaksi
tersebut dilakukan untuk lebih mendapatkan kepastian tentang kurs penjabaran yang
bersif at tetap selama dalam kontrak sehingga pembuat transaksi terhindar dari kerugian
akibat perubahan kurs. Dalam transaksi SWAP pembuat transaksi umumnya
memperhitungkan premi yang ditetapkan terlebih dahulu.
b)      Perlakuan akuntansi transaksi valuta berjangka yang dilakukan untuk tujuan
hedging hutang adalah sebagai berikut:
(i) Selisih kurs tunai (spot rate) dan kurs masa depan (forward rate) dicatat sebagai diskonto atau premi yang harus diamortisasi sesuai dengan jangka waktu kontrak valuta berjangka.
(ii) Setiap akhir periode harus dihitung selisih kurs untuk hutang dalam mata uang asing (yang diproteksi melalui hedging), forward receivable dan forward payable dalam mata uang asing. Selisih kurs yang timbul sebagai akibat perbedaan antara kurs tanggal neraca dengan kurs tunai pada saat terjadinya transaksi diakui sebagai keuntungan atau kerugian kurs periode berjalan.


Dalam neraca, forward receivable atau forward payable, dan diskonto atau premi yang
belum diamortisasi yang timbul dari kontrak valuta berjangka yang berhubungan harus
dijadikan satu di bagian aktiva atau kewajiban, tergantung pada posisi neto dari
seluruh pos tersebut.

Investasi Neto dalam suatu Entitas Asing
Selisih kurs yang timbul pada suatu pos moneter yang dalam substansinya membentuk bagian investasi neto perusahaan dalam suatu entitas asing harus diklasifikasikan sebagai ekuitas dalam laporan keuangan perusahaan hingga saat pelepasan (disposal) investasi neto dan pads saat tersebut harus diakui sebagai pendapatan atau beban (lihat Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 11 tentang Penjabaran Laporan Keuangan dalam Mata UangAsing).

Suatu perusahaan mungkin memiliki suatu pos moneter berupa hutang piutang dengan suatu entitas asing. Apabila timbulnya dan penyelesaian pos moneter tersebut tidak terencana, dalam substansinya merupakan suatu perluasan, atau pengurangan dari, investasi neto perusahaan dalam entitas asing tersebut. Pos moneter itu mungkin mencakup piutang jangka panjang atau pinjaman tetapi tidak mencakup piutang dagang atau hutang dagang.
                                    
Selisih kurs yang timbul dari kewajiban valuta asing yang diperhitungkan sebagai suatu hedging dari investasi neto perusahaan dalam suatu entitas asing harus diklasifikasikan sebagai ekuitas dalam laporan keuangan perusahaan hingga pelepasan (disposal) investasi neto, dan pads saat tersebut harus diakui sebagai pendapatan atau sebagai beban (lihat Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 11 tentang Penjabaran Laporan Keuangan dalam Mata UangAsing).

Perlakuan Alternatif yang Diizinkan
Selisih kurs dapat disebabkan karena suatu devaluasi atau depresiasi luar biasa suatu mata uang dalam keadaan tidak tersedia fasilitas hedging dan menimbulkan kewajiban yang tak terselesaikan akibat perolehan aktiva yang baru saja dilakukan dan harus dilunasi dalam mata uang asing. Selisih kurs tersebut dapat dimasukkan sebagai nilai tercatat (carrying amount) aktiva tersebut sepanjang nilai tercatat aktiva yang TRANSAKSI DALAM MATA UANG ASING PSAK No. 10 telah disesuaikan tidak melebihi jumlah terendah antara biaya pengganti (replacement cost) dan jumlah yang dapat diperoleh kembali (amount recoverable) dari penjualan atau penggunaan aktiva tersebut. Alternatif yang dipilih harus diungkapkan secukupnya.

Selisih kurs tidak termasuk dalam nilai tercatat suatu aktiva jika tersedia fasilitas hedging hutang valuta asing yang timbul dari perolehan aktiva. Tetapi, kerugian akibat perubahan kurs adalah bagian yang secara langsung dapat diatribusikan pada biaya perolehan aktiva jika kewajiban tidak dapat diselesaikan dan tidak terdapat alat praktis untuk hedging, contohnya, jika sebagai hasil dari pengendalian valuta asing, terdapat penundaan dalam memperoleh mata uang asing. Maka dalam keadaan demikian biaya perolehan aktiva termasuk selisih kurs.


Sumber :
http://www.keuanganlsm.com/download/177/psak-10-transaksi-dalam-mata-uang-asing



Minggu, 12 Februari 2012

K.pusat dan K.cabang




HUBUNGAN ANTARA KANTOR PUSAT DAN KANTOR CABANG

Pencapaian tujuan pemasaran                      Agen (Agency) atau Cabang (Branch)
                             
Perbedaan Agen dan cabang :

Agen

Cabang
·        fungsi penerima pesanan
·        persediaan berupa sample
·        syarat-syarat penjualan ditentukan pusat
·        modal kerja diberi pusat
·        wewenang transaksi
·        mempunyai persediaan
·        memberikan syarat-syarat penjualan
·        transaksi pembayaran sendiri

Hubungan Agen dan Pusat :
Agen hanya menyelenggarakan buku kas untuk mencatat penerimaan dan pengeluaran kas. Sedangkan pusat pembukuan atas transaksi-transaksi yang terjadi di agen dapat dilakukan dengan dua cara yaitu :
·        ditentukan secara terpisah
·        ditentukan secara tidak terpisah


Transaksi :
Terpisah
Tidak terpisah
1.      Pengiriman sample

Persed. Sample Agen
     Pengir. brg. ke Agen
(misal : Rp. 100.000)
Persed. Sample Agen
     Pengir. brg. ke Agen
2.      Pemberian modal
Modal kerja Agen

     Kas

(Misal : Rp. 50.000)
Modal kerja Agen
     Kas

3.      Penjualan via agen
Pihutang Dagang
    Hsl Penjualan Agen
(Misal : Rp. 1.000.000)
Pihutang Dagang
    Hsl Penjualan
4.      Pengakuan HPP
HPP Penjualan Agen
    Pengir. brg. ke Agen
(Misal : Rp. 750.000)

5.      Penggunaan dan pengisian modal
Biaya Usaha Agen
    Kas
(Misal : Rp. 45.000)
Biaya Usaha
    Kas

6.      Gaji & Komisi Agen
Gaji & Komisi Agen
    Kas
(Misal : Rp. 30.000)
Gaji & Komisi
    Kas



7.      Menutup R/L
Hasil Penjualan Agen
    HPP Penjualan Agen
    Biaya Usaha Agen
   Gaji & Komisi Agen
   R/L Agen



Hubungan Cabang dan Pusat :
Bekerjanya suatu cabang diantaranya adalah :
·        Cabang diberi modal kerja
·        Cabang dapat membeli kebutuhan barang dagangan
·        Cabang dapat melakukan aktivitas penjualan


Sistem Akuntansi Cabang :
·        Sentralisasi. Pembukuan sepenuhnya dilakukan oleh kantor Pusat.
·        Desentralisasi. Cabang menyelenggarakan pembukuan atas transaksi-transaksi yang terjadi pada cabang.



Transaksi
Cabang
Pusat
1.      Uang dari Pusat
Kas
    R/K Pusat
(Misal : Rp. 300.000)
R/K  Cabang
    Kas
2.      Barang dari Pusat
Pengir. brg. dari Pusat
    R/K Pusat
(Misal : HPP Rp. 600.000
R/K Cabang
    Pengir. brg. ke Cabang
3.      Pembelian Alat Cabang
Alat Kantor
    Kas  
(Misal : Rp. 200.000)

4.      Penjualan Cabang
Kas
Piutang Dagang
    Penjualan
(Misal : Tunai 250.000
              Kredit 400.000)

5.      Penerimaan piutang
Kas
    Piutang Dagang
(Misal : Rp. 250.000)

6.      Biaya-biaya




Biaya
    Kas
(Misal : Rp. 125.000)

7.      Pengir. uang ke Pusat

R/K Pusat
    Kas
(Misal : Rp. 250.000)
Kas
    R/K Cabang

8.      Biaya-biaya cabang yang telah dibebankan Pusat
Biaya Usaha
    R/K Pusat
(Misal : Rp. 150.000)
R/K Cabang
    UM Biaya Usaha

9.      Penyesuaian
Persed. Brg Dag.
Bi. Depr. Alat kantor
    Ak. Depr. Alat Kantor
    R/L
(Misal : 225.000 & 5.000

10.  Penutup :


a)      Pendapatan
Penjualan
    R/L


b)      Biaya-biaya
R/L
    Bi. Depresiasi
    Biaya Usaha
    Pengir. dr Pusat


c)      Pemindahan R/L ke Pusat
R/L
    R/K Pusat


d)      Pengakuan R/L Cabang

R/K Cabang
    R/L Cabang

e)      Pemindahan R/L Cabang

R/L Cabang
    R/L

Transaksi Khusus :
Pengiriman alat dr Pusat
Alat-alat Kantor
    Invest. tetap Pusat

Invest. tetap Cabang
    Alat-alat Kantor
Pembangunan Gedung Cabang oleh Pusat
Gedung
    Invest. tetap Pusat
Investasi Tetap Cabang
    Kas (Gedung)




Laporan Keuangan Gabungan Pusat dan Cabang :
Neraca Gabungan :
·        mengeliminasi saldo rek R/K Pusat dan R/K Cabang dan hutang pihutang pusat cabang.
·        menjumlahkan saldo-saldo rekening aktiva dan hutang

L/R  :
·        mengeliminasi Pengiriman brg Pusat dan Pengiriman brg Cabang dan rekening pendapatan dan biaya-biaya pusat cabang
·        menjumlahkan saldo pendapatan dan biaya

Laporan L/R Periode X0 :
                                                     Kantor Pusat                          Kantor Cabang       
Penjualan

9.000.000

   650.000
HPP :




·        Persediaan (awal)
    750.000

        -

·        Pembelian
 7.595.000

        -


 8.345.000

        -

·        Pengiriman dr Pusat
        -

   600.000

·        Pengir. ke Cabang
    600.000

       -

·        BTUD
 7.745.000

   600.000

·        Persediaan (Akhir)
    995.000

   255.000



 6.750.000

   345.000
LK Penjualan

 2.250.000

   305.000
Biaya Usaha
    900.000

   200.000

Bi. Depresiasi
    200.000

       5.000



 1.100.000

   205.000
Laba Usaha

 1.150.000

   100.000
Biaya Diluar usaha




·        Biaya Bunga

          -

     75.000
Pendapatan diluar usaha




·        Pendapatan bunga
      75.000



·        Laba operasi Cabang
      25.000
     100.000


Laba Bersih

1.1250.000

     25.000






Neraca periode X0 :

Kantor Pusat

Kantor Cabang
Aktiva :


Kas
           167.500
           225.000
Pihutang Dagang
           650.000
           150.000
Persediaan
           995.000
           255.000
Premi Assuransi
             75.000
                 -
Aktiva Tetap
        4.000.000
           200.000
Akum. Penyusutan
         (637.000)
              (5.000)
R/K Cabang
           825.000
                -
Jumlah Aktiva :
        6.075.000
          825.000




Hutang dan Modal :


Hutang Dagang
           750.000

Hutang Bank
        1.050.000

Hutang Biaya
             25.000

Modal Saham
        3.000.000

Laba ditahan
        1.250.000

R/K Pusat
                 -
           825.000
Jumlah Hutang & Modal
        6.075.000
           825.000


Worksheet Laporan R/L Gabungan


Kantor

Kantor

 Elimi

nasi
Lap. R/L

Pusat
Cabang
Debet
Kredit
Gabungan






Penjualan
9.000.000
   650.000


9.650.000
HPP :





·        Persediaan
   750.000
      -


   750.000
·        Pembelian
7.595.000
      -


7.595.000

8.345.000
      -



·        P. dr Pusat
 (600.000)
      -
 600.000


·        P. ke Cabang
       -
  600.000

 600.000

·        BTUD
7.745.000
  600.000


8.345.000
·        Persediaan
   995.000
  225.000


1.250.000

6.750.000
  345.000


7.095.000
LK Penjualan
2.250.000
  305.000


2.555.000
Biaya Usaha
1.100.000
  205.000


1.305.000
Laba Usaha
1.150.000
  100.000


1.250.000
Pend. Bunga
     75.000
     -
    75.000


Bi. Bunga
       -
    75.000

    75.000







Laba Bersih
1.225.000
    25.000
  675.000
  675.000
1.250.000


Worksheet Neraca Gabungan


Kantor
Kantor

Elimi

nasi
   Neraca
Gabunga

Pusat
Cabang
Debet
Kredit
Debet
Kredit
Debet :






Kas
  167500
  225000


  392500

PD
  650000
  150000


  800000

Persed.
  995000
  255000


1250000


Premi
    75000
       -


    75000

Ak. Tetap
4000000
  200000


4200000

R/K Cab.
  825000
       -

  825000



6712500
  830000




Kredit :






Ak.Depr.
  637500
    5000



  642500
H. Dag.
  750000
        -



  750000
H. Bank
1050000
-



1050000
H. Biaya
    25000
-



    25000
Modal
3000000
-



3000000
LYD
1250000
-



1250000
R/K Pus.
       -
  825000
  825000




6712500
  830000
  825000
  825000
6717500
6717500


PT. Z
Laporan R/L Gabungan

Periode X0

Penjualan

Rp.    9.650.000
Harga Pokok Penjualan


Persediaan Awal
Rp.        750.000

Pembelian
Rp.     7.595.000

BTUD
Rp.     8.345.000

Persediaan Akhir
Rp.     1.250.000



Rp.     7.095.000
Laba Kotor Penjualan

Rp.     2.555.000
Biaya Usaha

Rp.     1.305.000



Laba Bersih :

Rp.     1.250.000

PT. Z

Neraca Gabungan
Periode X0
Aktiva :

Hutang&Modal :

Kas
Rp.      392.500
Hutang Dagang
Rp.     750.000
Pihutang Dagang
           800.000
Hutang Bank
        1.050.000
Persediaan
        1.250.000
Hutang Biaya
             25.000
Premi Assuransi
             75.000
Modal Saham
        3.000.000
Aktiva Tetap
        4.200.000
Laba ditahan
        1.250.000
Akum. Depresiasi
         (642.500)


Jumlah Aktiva :

Rp.  6.075.000

Hutang&Modal :

Rp.  6.075.000


Masalah-masalah Khusus :
Transaksi
Pusat
Cabang A
Cabang B
·        Pengirmn. uang antar cabang
R/K  Cab. B
   R/K Cab. A
R/K Pusat
   Kas
Kas
   R/K Pusat

·        Pengiriman brg antar cabang
Pengir. Cabang B
   Peng. Cabang A

R/K Pusat
   Peng. dr Pusat
Peng. dr Pusat
   R/K Pusat






Sumber :
http://www.crayonpedia.org/