PENJUALAN
ANGSURAN
Penjualan
angsuran adalah penjualan yang dilakukan dengan perjanjian dimana
pembayarannya dilaksanakan secara bertahap.
1.
Pada
saat barang-barang diserahkan kepada pembeli, pejual menerima pembayaran
pertama sebagian dari harga penjualan.
2.
Sisanya
dibayar dalam beberapa kali angsuran.
Untuk
menghindari resiko karena pembeli tidak membayar dan supaya penjual tidak
mengalami kerugian, maka biasanya saat membeli ada beberapa perjanjian, antara
lain:
1. Pada
saat membeli disertai dengan meninggalkan jaminan ke penjual.
2. Hak
kepemilikan barang berpindah ke pembeli, kalau pembayarannya sudah lunas.
Untuk
mengurangi kemungkinan kerugian yang terjadi dalam pemilikan kembali,
factor-faktor yang harus diperhatikan penjual :
1.
Besarnya pembayaran pertama (down payment).
2. Jangka waktu pembayaran.
3.
Besarnya pembayaran angsuran.
PERHITUNGAN BUNGA (Interest) pada PENJUALAN
ANGSURAN dan
PENCATATANNYA
Dalam setiap
penjualan angsuran ada bunga yang ditanggung oleh pembeli. Dengan demikian
setiap angsuran yang dibayarkan pembeli terdiri dari angsuran pokok pinjaman
dan bunga yang
diperhitungkan.
Macam-macam
perhitungan bunga yang dapat dipakai dalam penjualan angsuran yaitu:
1.
Bunga dihitung dari pokok pinjaman
2.
Bunga dihitung dari sisa pinjaman
3.
Sistem anuitas (bunga semakin menurun
dan angsuran pokok pinjaman meningkat)
Penjelasannya
adalah sebagai berikut:
1. Bunga
dihitung dari pokok pinjaman/sistem bunga tetap dan angsuran pokok tetap.
Dalam metode ini besarnya bunga dihitung
dari pokok pinjaman sehingga besarnya bunga adalah tetap.
2. Bunga
dihitung dari sisa pinjaman/Sistem bunga menurun dan angsuran pokok pinjaman
tetap.
Besarnya
bunga dihitung dari saldo pinjaman awal periode, tergantung periodenya bulanan
atau tahunan. Kalau angsuran bulanan, bunga didasarkan pada saldo awal bulan.
Kalau angsuran tahunan, maka bunga didasarkan pada saldo awal tahun. Jumlah
bunga semakin lama semakin turun.
3. Sistem
anuitas.
Besarnya bunga dihitung menggunakan
rumus anuitas. Dengan menggunakan rumus anuitas jumlah angsuran tetap tetapi
jumlah bunga semakin menurun, sedangkan angsuran pokok semakin meningkat.
PERLAKUAN AKUNTANSI LAINNYA
Perlakuan
Akuntansi Penjualan Angsuran yang lain, kecuali masalah
penentuan bunga
adalah:
a.
Pengakuan Laba Kotor
b.
Tukar- tambah ( trade in)
c.
Pembatalan Penjualan Angsuran
a.
Pengakuan Laba Kotor
Dasar pengakuan
laba yang dapat dipakai dalam penjualan angsuran
adalah:
1. Dasar
Penjualan (Accrual Basis)
2. Dasar tunai (Cash
Basis)
Penjelasannya
adalah sebagai berikut
1. Dasar Penjualan (Accrual Basis)
Bila menggunakan
dasar ini, laba kotor diakui pada saat penjualan angsuran terjadi tanpa
memperhatikan apakah pembayarannya sudah diterima atau belum. Cara ini sama
dengan pencatatan penjualan kredit biasa. Metode ini dapat digunakan bila
memenuhi 3 kondisi:
- Jangka waktu
pembayaran relatif pendek
- Kemungkinan
terjadinya pembatalan sangat kecil
- Biaya-biaya
yang berhubungan dengan penjualan angsuran bisa ditaksir dengan teliti
2. Dasar tunai (Cash Basis)
Dalam metode ini
laba kotor diakui saat pengumpulan kas. Setiap
pengumpulan kas
terdiri dari:
a. pembayaran
atas beban pokok penjualan dan
b. pembayaran
atas laba kotor
Ada 3 metode untuk memperlakukan penerimaan piutang penjualan angsuran,
yaitu:
1. Harga pokok kemudian laba kotor (cost recovery method)
Dalam metode ini
penerimaan kas pertama dianggap sebagai penutup beban pokok penjualan dahulu,
setelah beban pokok penjualan tertutup, baru penerimaan kas berikutnya diakui
sebagai laba
kotor.
2. Laba kotor kemudian harga pokok
Dalam metode ini
penerimaan kas pertama dianggap sebagai perolehan laba kotor dahulu, setelah
laba kotor tercapai baru sisa penerimaan kas berikutnya diakui sebagai penutup
harga
pokok.
3. beban pokok penjualan dan laba kotor diakui secara proporsional
(metode penjualan angsuran)
Dalam metode ini
setiap periode penerimaan kas diakui adanya pembayaran beban pokok penjualan
dan realisasi laba kotor. Dari ketiga metode di atas, yang paling banyak
dipakai adalah perlakuan yang ketiga, yaitu beban pokok penjualan dan laba
kotor diakui secara proporsional setiap menerima kas.
b. Tukar
Tambah atau Trade In
Tukar tambah
adalah penjualan dimana pembeli menyerahkan barangnya sebagai uang muka (down
payment/DP) kekurangannya dibayar secara angsuran. Dalam penjualan angsuran
sering terjadi cara tukar tambah untuk menarik pembeli. Dalam tukar tambah, barang
yang diserahkan sebagai uang muka dicatat berdasar realisasi bersihnya dengan
syarat :
Nilai realisasi
bersih tidak boleh melebihi nilai pokok pengganti (current replacement cost).
Nilai realisasi
bersih adalah taksiran harga jual barang dikurangi biaya perbaikan, biaya pemasaran,
dan biaya-biaya lain serta taksiran laba yang diharapkan. Selisih antara harga
yang disepakati dengan nilai realisasi bersih dimasukkan ke rekening cadangan kelebihan harga. Pada akhir
periode rekening cadangan kelebihan
harga mengurangi rekening penjualan angsuran. Jadi harga
penjualan angsuran sebenarnya adalah sebesar rekening penjualan dikurangi
cadangan kelebihan harga.
c.
Pembatalan Penjualan Angsuran
Dalam penjualan
angsuran kadangkala pembeli tidak dapat melunasi angsurannya sehingga terjadi
pembatalan penjualan angsuran.
Beberapa hal
yang perlu dilakukan oleh penjual adalah:
1.
Barang yang sudah dijual dimiliki
kembali.
Penjual harus
menilai kembali barang tersebut. Dalam penilaian kembali harus dipertimbangkan
cadangan untuk perbaikan dan laba normal yang diharapkan apabila barang
tersebut dijual lagi (nilai realisasi bersih).
2.
Piutang penjualan angsuran yang belum
dibayar dibatalkan.
3.
Mencatat laba atau rugi pembatalan
penjualan angsuran.
Tergantung
metode pengakuan laba kotor yang digunakan (laba kotor diakui saat penjualan
atau laba kotor diakui secara proporsional dengan penerimaan kas).
Laba Kotor Diakui Saat Penjualan
Pada metode ini
laba kotor diakui saat penjualan sehingga saldo piutang penjualan angsuran
merupakan beban pokok penjualan yang belum diterima pembayarannya. Jadi selisih
antara nilai realisasi bersih atas barang yang diterima kembali dengan saldo
piutang penjualan angsuran merupakan laba atau rugi pembatalan penjualan
angsuran.
Laba Kotor Diakui Secara Proporsional dengan Penerimaan Kas
Pada metode ini
laba kotor diakui secara proporsional dengan penerimaan kas, sehingga saldo
piutang penjualan angsuran terdiri dari laba kotor yang belum direalisasi dan
beban pokok penjualan angsuran. Jadi selisih antara nilai realisasi bersih atas
barang yang diterima kembali dengan saldo piutang penjualan angsuran dan laba
kotor belum direalisasi merupakan laba atau rugi pembatalan penjualan angsuran.
Sumber : http://resum.wordpress.com/2010/12/28/penjualan-angsuran/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar